Selasa, 27 September 2011

Tanah Inceptisol


A.    Tanah Inceptisol
Inceptisol (inceptum atau permulaan) dapat disebut tanah muda karena pembetukannya agak cepat sebagai hasil pelapukan bahan induk. Incepitsol mempunyai kandungan liat yang rendah, yaitu < 8% pada kedalaman 20-50 cm. Tanah inceptitol menurut Sanchez (1992), digolongkan ke dalam tanah yg mengalami lapuk sedang dan tercuci. Tanah jenis ini menempati hampir 4% dari luas keseluruhan wilayah tropika atau 207 juta hektar. Oleh karena itu sebagian besar tanah jenis ini mengalami pelapukan sedang dan tercuci karena pengaruh musim basah dan kering yang sangat mempengaruhi tingkat pelapukan dan pencucian.
Sifat fisik dan kimia tanah Inceptisol antara lain; berat jenis 1,0 g/cm kalsium karbonat kurang dari 40 %, pH mendekati netral atau lebih (pH < 4 tanah bermasalah), kejenuhan basa kurang dari 50 % pada kedalaman 1,8 m, COLE antara 0,07 dan 0,09, nilai porositas 68 % sampai 85 %, air yang tersedia cukup banyak antara 0,1 – 1 atm (Smith, 1977).
Menurut Darmawijaya (1992), Inceptisol mempunyai karaktreristik dari kombinasi sifat-sifat antara lain: tersedia air untuk tanaman lebih dari tiga bulan berturut-turut dalam musim kemarau, satu atau lebih horizon pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silica amorf, tekstur lebih halus dari pasir berdebu dengan beberapa mineral lapuk, dan kemampuan menahan kation fraksi lempumg yang sedang sampai tinggi penyebaran lempung kedalam tanah tidak dapat diukur.
Pemanfaatan tanah Inceptisol di Pulau Jawa pada masa datang secara maksimal perlu ditingkatkan, terutama tanah inceptisol di daerah berlereng yang didominasi oleh tanah dengan great group dystrudept. Tanah dystrudept memerlukan pengertian dalam pengolahan tanahnya karena tanah jenis ini mempunyai kendala dalam pengolahannya yaitu: (1) sesuai dengan namanya dystopic (tidak subur) dicirikan dengan kejenuhan basa rendah. Karena pencucian basa-basa yang tinggi mengakibatkan tanah menjadi masam sehingga terdapat kendala ketersediaan hara seperti N, P, Ca dan Mg serta keracunan Al, Fe dan Mn. (2) bahan organik rendah sehingga mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Secara fisik tanah ini pekat terhadap erosi, secara kimia dengan rendahnya bahan organik maka rendah pula kandungan fosfor di dalam tanah dan secara biologis rendahnya bahan organik akan mempengaruhi aktifitas organisme di dalam tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar